Friday 25 September 2015

Bisnis MLM, Menguntungkan atau Menjerumuskan ?




Bisnis MLM ( Multi Level Marketing ) ataupun Network Marketing bukanlah bisnis yang begitu familiar di Indonesia dan selalu dianggap negatif. Dari sepintas saja orang mendengarnya pasti akan cenderung menghindar karena dari kebanyakan persepsi masyarakat yang menganggap MLM adalah hanya merekrut member saja, nanti yang untung orang yang di atas, bahkan ada yang menganggap bisnis ini adalah money game.

Pada kesempatan ini saya akan mengulas lebih serta semoga dapat memberikan pola pikir serta pandangan yang baru terhadap orang yang membacanya.

Sebenarnya MLM adalah salah satu bentuk pemasaran modern yang diusung suatu perusahaan saat ini. Baik perusahaan kosmetik, kesehatan, ataupun teknologi. Dengan menggunakan skema MLM tentulah branding suatu perusahaan mampu berkembang dengan cepat bahkan bisa menjangkau seluruh negara.

Perlu diketahui bisnis MLM/Network Marketing sebenarnya sangatlah familiar di Amerika Serikat. Pada saat Amerika mengalami krisis luar biasa dan banyak pekerja dirumahkan, bisnis MLM lah yang menggerakan roda perekonomian Amerika Serikat hingga stabil.

 Lantas Mengapa Bisnis Network Marketing tersebut begitu asing di Indonesia ?

Ini hanya masalah pola pikir yang belum diarahkan secara tepat menurut saya. Pada dasarnya Bisnis MLM ini menjanjikan percepatan income dengan berdasarkan team work.

Namun dengan cara penyampaian yang salah dan kebanyakan pemain MLM hanya menjanjikan percepatan income tanpa menyampaikan harus juga diiringi dengan kerja keras sama layaknya dengan membangun riil bisnis. Sehingga ketika orang masuk dan akhirnya bermalas malasan berharap uang runtuh dari langit ? Dan ketika uang tersebut yang dijanjikan tidak kunjung datang dan mencap MLM ITU PENIPU !!! Dan terus terjadi dari mulut ke mulut

Itulah yang terjadi. Dengan pola pikir dengan menganggap untuk meraih kesuksesan itu instan jelaslah salah. Mie instan saja harus dimasak toh?

Pendapat mengenai MLM itu harus rekrut rekrut orang dan MLM itu hanya menguntungkan yang di atas


How in the hell. Could enjoy being awakened at 6.30 am by alarm clock, leap out of bed, dress, force feed, shit, piss, brush teeth and hair and fight traffic to get to a place where essentially you made a lot of money for somebody else and were asked be grateful for the opportunity to do so ?

Quotes yang disampaikan Charles Bukowski tersebut bukankah sedikit menyadarkan kita ? Bahwa selama yang ini dilakukan sebagian orang juga selalu menguntungkan orang yang di atas ?
Karyawan menguntungkan Manager, Manager menguntungkan Direktur, dan Direktur menguntungkan CEO ( Skema Piramida dimana karyawan tidak mungkin menyalip CEO bukan ? )

See? bahkan jika kita memulai sebuah bisnis apapun tetap akan menguntungkan pihak lain. Bisnis restoran akan menguntungkan supplier, dan supplier akan menguntungkan petani. 
Jika pikiran kita masih takut menguntungkan orang bukankan pemikiran kita sangatlah sempit dan skeptis ? 

Mengenai rekrut merekrut orang, di suatu perusahaan tentunya juga merekrut karyawan bukan ?

Hanya saja di MLM tidak ada Boss, kita bergerak atas pencapaian yang kita inginkan dengan kita ingin bekerja seberapa keras. Atau lebih suka diatur oleh boss karena diri kita yang tidak mampu mengatur diri sendiri ?

Dari sebagian yang sudah saya ulas sebenarnya tidak ada yang salah bukan dengan bisnis MLM ?

Bahkan menurut saya MLM mengajarkan kita berwirausaha dan mengambil keputusan. 

Jadi Bisnis MLM, Menguntungkan atau Menjerumuskan ?

Semua kembali lagi kepada diri kita sendiri, selalu ada Perusahaan MLM yang baik dan yang buruk. Namun janganlah semua disamakan. Sekian.

Ketika gagal janganlah menyalahkan orang lain, lakukanlah evaluasi. Jika ada orang yang mampu sukses mengapa kita bisa gagal?

"Pribadi yang yang sukses itu tidak dapat menerima kegagalan, ketika ia gagal ia bilang itu belajar"

*Penulis bukanlah pemain aktif MLM, namun dari MLM saya belajar banyak hal, baik dalam berbisnis dan mengambil keputusan.
*Penulis sendiri merupakan pemilik bisnis riil 

"Kesempatan selalu datang berkali kali, namun nilainya selalu berbeda di setiap kesempatan"

Salam,
William Liu