Sunday 13 September 2015

Jan Koum, From Zero to Hero

Jan Koum, CEO WhatsApp
Pengguna Smartphone saat ini pasti mempunyai aplikasi dengan logo di atas. Yah WhatsApp, yang merupakan aplikasi chatting, berkirim gambar ataupun video yang dapat digunakan di berbagai platform seperti Android, iOS, Windows ataupun Blackberry.

Seperti dirilis oleh technasia, per January 2015 kemarin, pengguna WhatsApp sudah mencapai lebih dari 700.000 pengguna. 

Namun siapa sangka dibalik kesuksesan luar biasa dari WhatsApp terdapat kisah inspiratif dari pendirinya, Jan Koum, yang tentunya dapat menginspirasi kita semuanya agar tidak mudah putus asa di tengah kesulitan yang dihadapi.

Awal Kehidupan

Jan Koum lahir serta dibesarkan di pinggiran kota Kiev, Ukraina dan pindah bersama ibu dan neneknya ke California pada usia 16 tahun. Ibu Koum sendiri merupakan seorang baby sitter ataupun pengasuh bayi, sedangkan Koum sendiri menjadi pembersih di sebuah toko kelontong.

Edukasi

Setelah pindah ke Amerika serikat, Jan Koum bersekolah di sana dan diantara teman-teman sekolahnya, dia adalah murid yang paling miskin. Jan Koum satu-satunya murid yang tidak memiliki mobil di sekolah. Jadi, dia harus berangkat ke sekolah pagi sekali agar tidak ketinggalan bis sekolah.  Namun, usaha kerasnya dalam belajar akhirnya berbuah manis, dia bisa lulus dari sekolahnya.

Setelah lulus, ia melanjutkan pendidikan di San Jose University dengan mengambil jurusan komputer dan matematika. Karena prestasi Koum yang buruk, akhirnya Koum di Drop Out dari kampus. Jan Koum merasa lebih enak belajar secara otodidak dan melanjutkan hobinya, yaitu programming.

Setelah Drop Out, Jan Koum harus bekerja sebagai pembungkus barang belanjaan di supermarket untuk berjuang mendapatkan uang untuk hidup. Dia juga pernah bekerja di toko elektronik, internet provider, hingga perusahaan audit. Sampai kemudian pada tahun 1997, Jan Koum bertemu dengan Brian Acton dari Yahoo. Enam bulan setelahnya, Koum mulai bekerja di Yahoo bersama Brian Acton.

Karir

Koum menghabiskan waktu lebih kurang sembilan tahun bekerja di Yahoo, Dia merasa tidak nyaman dengan banyaknya iklan yang harus diurus dan bertebaran di mana-mana. Dan pada akhirnya Koum memilih keluar dari Yahoo pada 31 Oktober 2007 silam. Saat itu usia Koum 31 tahun dan telah mengumpulkan uang untuk memulai bisnisnya sendiri. Dia bertekad bahwa bisnisnya tersebut tak akan direcoki oleh iklan yang mengganggu. Akhirnya Jan Koum dan Acton memutuskan untuk berpisah karena perbedaan prinsip. Tetapi walaupun begitu komunikasi mereka masih tetap terjalin dengan baik.

Pada tahun 2009 Jan Koum membeli sebuah iPhone, dia merasa bahwa aplikasi AppStore masih banyak kekurangan, dan ini kemudian dijadikan peluang bisnis oleh Koum. Jan Koum mendapat ide untuk mendirikan sebuah aplikasi messaging yang bisa juga meng-update status di mana status tersebut berguna untuk memberikan kabar kepada orang lain. Dari ide tersebut kemudian muncullah nama WhatsApp.

Sebenarnya aplikasi WhatsApp tersebut mirip dengan aplikasi BlackBerry messenger. Namun pada saat itu BlackBerry messanger hanya bisa dimanfaatkan oleh pengguna ponsel BlackBerry. Berbeda dengan WhatsApp yang bisa diaplikasikan pada semua jenis smartphone dan contact data WhatsApp berasal dari nomor hp masing-masing pengguna. Selain itu, Whatsapp menawarkan layanan messenger yang mudah digunakan dimana pesan akan sampai ke tujuan dengan sangat cepat.

WhatsApp mengalami pertumbuhan yang sangat cepat. Inilah yang kemudian membuat Facebook tertarik untuk mengakuisisi perusahaan yang dibesut oleh Jan Koum tersebut. Akhirnya Whatsapp resmi ‘dipinang’ oleh Facebook dengan harga USD 19 miliar. Jan Koum yang memiliki 45 persen saham WhatsApp mendadak menjadi orang kaya dengan kekayaan sekitar USD 6,8 miliar. Uniknya, ternyata Jan Koum pernah ditolak ketika melamar kerja di Facebook.

Kendati demikian Koum tidak akan pernah melupakan masa lalunya yang begitu sulit. Dia sering harus mengantri untuk mendapatkan makanan, bekarja menjadi tukang sapu, bekerja menjadi pembungkus barang di supermarket, dan pekerjaan serabutan lainnya. Semua perjuangan Jan Koum akhirnya membuahkan hasil, ia bisa membuktikan bahwa ia mampu menjadi orang yang sukses, walaupun berasal dari keluraga yang sangat miskin. Semoga menginspirasi.
 
Masa muda itu tidak lama. Jangan putus harapan. Jangan Malas dan suka menunda. Kita tidak harus kaya, asal banyak UANG - Mario Teguh