Jan Koum, CEO WhatsApp |
Pengguna Smartphone saat ini pasti mempunyai aplikasi dengan logo di atas. Yah WhatsApp, yang merupakan aplikasi chatting, berkirim gambar ataupun video yang dapat digunakan di berbagai platform seperti Android, iOS, Windows ataupun Blackberry.
Seperti dirilis oleh technasia, per January 2015 kemarin, pengguna WhatsApp sudah mencapai lebih dari 700.000 pengguna.
Namun siapa sangka dibalik kesuksesan luar biasa dari WhatsApp terdapat kisah inspiratif dari pendirinya, Jan Koum, yang tentunya dapat menginspirasi kita semuanya agar tidak mudah putus asa di tengah kesulitan yang dihadapi.
Awal Kehidupan
Jan Koum lahir serta dibesarkan di pinggiran kota Kiev, Ukraina dan pindah bersama ibu dan neneknya ke California pada usia 16 tahun. Ibu Koum sendiri merupakan seorang baby sitter ataupun pengasuh bayi, sedangkan Koum sendiri menjadi pembersih di sebuah toko kelontong.
Edukasi
Setelah pindah ke Amerika serikat, Jan
Koum bersekolah di sana dan diantara teman-teman sekolahnya, dia adalah
murid yang paling miskin. Jan Koum satu-satunya murid yang tidak
memiliki mobil di sekolah. Jadi, dia harus berangkat ke sekolah pagi
sekali agar tidak ketinggalan bis sekolah. Namun, usaha kerasnya dalam belajar akhirnya
berbuah manis, dia bisa lulus dari sekolahnya.
Setelah lulus, ia melanjutkan
pendidikan di San Jose University dengan mengambil jurusan komputer dan
matematika. Karena prestasi Koum yang buruk, akhirnya Koum di Drop Out dari kampus. Jan Koum
merasa lebih enak belajar secara otodidak dan melanjutkan hobinya,
yaitu programming.
Setelah Drop Out, Jan Koum harus bekerja
sebagai pembungkus barang belanjaan di supermarket untuk berjuang mendapatkan uang untuk hidup. Dia juga pernah bekerja di toko elektronik, internet provider,
hingga perusahaan audit. Sampai kemudian pada tahun 1997, Jan Koum
bertemu dengan Brian Acton dari Yahoo. Enam bulan setelahnya, Koum mulai
bekerja di Yahoo bersama Brian Acton.
Karir
Koum menghabiskan waktu lebih kurang sembilan
tahun bekerja di Yahoo, Dia merasa tidak nyaman
dengan banyaknya iklan yang harus diurus dan bertebaran di mana-mana.
Dan pada akhirnya Koum memilih keluar dari Yahoo pada 31 Oktober 2007
silam. Saat itu usia Koum 31 tahun dan telah mengumpulkan uang untuk
memulai bisnisnya sendiri. Dia bertekad bahwa bisnisnya tersebut tak
akan direcoki oleh iklan yang mengganggu. Akhirnya Jan Koum dan Acton
memutuskan untuk berpisah karena perbedaan prinsip. Tetapi walaupun
begitu komunikasi mereka masih tetap terjalin dengan baik.
Pada tahun 2009 Jan Koum membeli sebuah
iPhone, dia merasa bahwa aplikasi AppStore masih banyak kekurangan, dan
ini kemudian dijadikan peluang bisnis oleh Koum. Jan Koum mendapat
ide untuk mendirikan sebuah aplikasi messaging yang bisa juga
meng-update status di mana status tersebut berguna untuk memberikan
kabar kepada orang lain. Dari ide tersebut kemudian muncullah nama
WhatsApp.
Sebenarnya aplikasi WhatsApp tersebut
mirip dengan aplikasi BlackBerry messenger. Namun pada saat
itu BlackBerry messanger hanya bisa dimanfaatkan oleh pengguna ponsel
BlackBerry. Berbeda dengan WhatsApp yang bisa diaplikasikan pada semua
jenis smartphone dan contact data WhatsApp berasal dari nomor hp
masing-masing pengguna. Selain itu, Whatsapp menawarkan layanan
messenger yang mudah digunakan dimana pesan akan sampai ke tujuan
dengan sangat cepat.
WhatsApp mengalami pertumbuhan yang
sangat cepat. Inilah yang kemudian membuat Facebook tertarik untuk
mengakuisisi perusahaan yang dibesut oleh Jan Koum tersebut. Akhirnya
Whatsapp resmi ‘dipinang’ oleh Facebook dengan harga USD 19 miliar.
Jan Koum yang memiliki 45 persen saham WhatsApp mendadak menjadi orang
kaya dengan kekayaan sekitar USD 6,8 miliar. Uniknya, ternyata Jan Koum
pernah ditolak ketika melamar kerja di Facebook.
Kendati demikian Koum tidak akan pernah melupakan masa lalunya yang
begitu sulit. Dia sering harus mengantri untuk mendapatkan makanan,
bekarja menjadi tukang sapu, bekerja menjadi pembungkus barang di
supermarket, dan pekerjaan serabutan lainnya. Semua perjuangan Jan Koum
akhirnya membuahkan hasil, ia bisa membuktikan bahwa ia mampu menjadi
orang yang sukses, walaupun berasal dari keluraga yang sangat miskin.
Semoga menginspirasi.
Masa muda itu tidak lama. Jangan putus harapan. Jangan Malas dan suka menunda. Kita tidak harus kaya, asal banyak UANG - Mario Teguh